Topik kita kali ini yaitu diagnosis penyakit mata keratitis dan ulkus kornea. Kecurigaan akan adanya keratitis dan ulkus kornea pada pasien dapat timbul pada pasien yang datang dengan trias keluhan keratitis yaitu gejala mata merah, rasa silau (fotofobia) dan merasa kelilipan (blefarospasme).
Diagnosis Penyakit Mata Keratitis dan Ulkus Kornea
Adapun radang kornea ini biasanya diklasifikasikan dalam lapisan kornea yang terkena, seperti keratitis superfisial dan interstisial atau profunda. Keratitis superfisial termasuk lesi inflamasi dari epitel kornea dan membran bowman superfisial terkait.
Anamnesis Penyakit Mata Keratitis dan Ulkus Kornea
Dari riwayat anamnesis, didapatkan adanya gejala subjektif yang dikeluhkan oleh pasien, dapat berupa mata nyeri, kemerahan, penglihatan kabur, silau jika melihat cahaya, kelopak terasa berat atau merasa mengganjal, bintik puith pada kornea, mata berair dan bisa juga ada kotoran mata berlebih, yang juga harus digali ialah adanya riwayat trauma, kemasukan benda asing, pemakaian lensa kontak, adanya penyakit vaskulitis atau autoimun, dan penggunaan kortikosteroid jangka panjang.
Pemeriksaan Fisis Penyakit Mata Keratitis dan Ulkus Kornea
Pemeriksaan fisis didapatkan gejala objektif berupa adanya injeksi siliar, kornea edema, hilangnya jaringan kornea dan pada kasus berat dapat terjadi irtitis disertai dengan hipopion. Pemeriksaan visus didapatkan adanya penurunan visus pada mata yang mengalami infeksi oleh karena adanya defek pada kornea sehingga menghalangi refleksi cahaya yang masuk ke dalam media refrakta.
Slit lamp seringkali iris, pupil, dan lensa sulit dinilai oleh karena adanya kekeruhan pada kornea. Selain itu, didapatkan hiperemis didapatkan oleh karena adanya injeksi konjungtiva ataupun perikornea.
Tes sensitivitas kornea untuk menilai fungsi nervus trigeminal pada kornea. Dilakukan dengan cara menyapukan sehelai kapas secara mendadak dan cepat pada permukaan kornea dan menanyakan pada pasien apakah terasa atau tidak.
Tes Fluorescein Penyakit Mata Keratitis dan Ulkus Kornea
Cara melakukan tes fluroscein adalah pertama kertas fluoresein yang dibasahi terlebih dahulu dengan garam fisiologik diletakkan pada sakus konjungtiva inferior. Kemudian, penderita diminta untuk menutup matanya selama 20 detik, beberapa saat kemudian kertas diangkat. Ketiga, dilakukan irigasi konjugtiva dengan garam fisiologik. Keempat, dilihat permukaan kornea bila terlihat hijau dengan sinar biru berarti ada kerusakan epitel kornea misalnya terdapat pada keratitis superfisial epithelial, ulkus kornea dan erosi kornea.
Defek kornea akan terlihat berwarna hijau, akibat pada setiap kornea, maka bagian tersebut akan bersifat basa dan memberikan warna hijau pada kornea. Pada keadaan ini disebut uji fluoresein positif. Pada ulkus kornea, didapatkan hilangnya sebagian permukaan kornea. Untuk melihat adanya daerah yang defek pada kornea. (warna hijau menunjukkan daerah yang defek pada kornea, sedangkan warna biru menunjukkan daerah yang intak).
Pewarnaan gram dan KOH :
Untuk menentukan mikroorganisme penyebab ulkus, oleh jamur.
Kultur
Kadang kala dibutuhkan untuk mengisolasi organisme kausatif pada beberapa kasus.
Diagnosis Banding
Tabel Perbedaan Keratitis dan Ulkus Kornea
No. | Keterangan | Ulkus Kornea | Keratitis |
1. | Sakit | Berat | Sedang |
2. | Kotoran | Mukopurulen | Minimal |
3. | Kornea | Flouresen ++++ | Fluoresein +++/- |
4. | Penglihatan | Tergantung lokasi dan kedalaman ulkus | < N |
5. | Injeksi | Konjungtiva | Siliar |
6. | Lapisan yang terinfeksi | Sampai stroma | Epitel dan Lapisan Bowman |
7. | Uji | Flouresein | Sensibilitas Fluoresin |
Tabel Perbedaan Keratitis dan Konjungtivitis
No. | Keterangan | Konjungtivitis | Keratitis |
1. | Sakit | Kesat | Sedang |
2. | Kotoran | Sering purulen | Hanya refleks epifora |
3. | Fotofobia | Ringan | Ringan – sedang |
4. | Kornea | Jernih & terang | Keruh |
5. | Kornea | Jernih | Fluoresein +++/– |
6. | Iris | Normal | Dilatasi |
7. | Penglihatan | N | < N |
8. | Sekret | (+) | (–) |
9. | Suar / fier | (–) | (–) / (+) |
10. | Pupil fixed oval | N | < N |
11. | Tekanan | N | N |
12. | Vaskularisasi | Konjungtivis posterior | Siliar |
13. | Injeksi | Konjungtiva | Siliar |
14. | Pengobatan | Antibiotic | Antibiotika sikloplegik |
15. | Uji | Bakteri | Sensibilitas Fluoresin |
Tabel Perbedaan Keratitis dan Uveitis
No. | Gejala Subyektif | Keratitis | Uveitis |
1. | Injeksi silier | +++ | ++ |
2. | Injeksi konjungtiva | ++ | ++ |
3. | Kekeruhan kornea | +/++ | – |
4. | Kelainan pupil | Normal/miosis | Miosis ireguler |
5. | Kedalaman COA | N | Normal |
6. | Tekanan Intra Okuler | N | Rendah |
7. | Sekret | + | – |
8. | Kelenjar pre-aurikuler | – | – |
Demikian info tentang diagnosis penyakit mata keratitis dan ulkus kornea, semoga postingan kali ini bermanfaat buat Anda. Kami berharap postingan ini disebarluaskan agar semakin banyak yang mendapatkan manfaat.
Referensi: